Akhir pekan kemarin, gw jalan-jalan sembari menikmati kota yang sedang dipengaruhi suasana Natal. Sambil ngelamun duduk di taksi, mata gw tertumbuk pada satu iklan yang terpasang dalam ukuran yang lumayan besar. Tampak seperti undangan untuk acara akhir tahun. Tapi, gw gak melihat gambar di iklan tersebut.Melainkan footernya yang bertuliskan: "RSVP (021-xxx-xxxx)" Hmm... satu lagi mengingatkan gw terhadap undangan dari Microsoft Indonesia untuk menghadiri suatu acara dan kalimat yang gw inget adalah: "untuk RSVP silakan hubungi 021-yyy-yyyy" Apalagi nih?
FYI, RSVP itu adalah singkatan dari Bahasa Prancis yang berbunyi: "réspondez, s'il vous plaît" artinya "mohon dibalas". Prancis menggunakan tata bahasa yang sopan untuk permohonan. Di dunia barat, RSVP biasanya dicantumkan di bagian akhir sebuah undangan. Pihak yang mengundang membutuhkan jawaban dari yang diundang apakah dia bisa datang atau tidak. Jadi bukan hanya menjawab bila tidak bisa datang. Pihak yang mengundang membutuhkan jawaban dari undangan ini untuk menentukan berapa jumlah tamu yang hadir, sehingga bisa menentukan berapa makanan dan minuman yang akan dipesan. Mungkin maksudnya biar nggak mubazir kali ya... beda dengan di Indonesia, dimana kalo ada undangan pernikahan aja makanan dihitung dengan pola perhitungan 2,5xjumlah undangan. Menurut mereka lebih baik lebih ketimbang kurang...
Sekarang, mari kita balik lagi di Indonesia tentang RSVP ini. Contoh kasus iklan yang gw lihat di jalanan. Memang masih nyambung dia meletakkan RSVP sebagai footer dari iklannya. Karena iklan itu adalah undangan, dan bila ingin ikut silakan hubungi nomor tersebut. Beda halnya dengan RSVP yang "asli" yaitu bila bisa datang harap nelp, dan gak bisa dateng juga nelp. Tapi dalam kasus ini, RSVP lebih ke arah untuk melakukan reservasi. Kenapa? Coba aja nelp ke nomor tersebut, trus bilang: "wah, maap pak/bu. Saya nggak bisa memenuhi undangannya". Pasti dikira kita orang aneh :)
Trus untuk kasus undangan Microsoft. Yang ini nih yang agak aneh. Masa' institusi sebesar Microsoft melakukan kesalahan seperti ini sih? Ini jelas jelas salah menggunakan RSVP. Gw dulu pernah iseng nanyain ke beberapa temen-temen tentang apa itu RSVP. Kebanyakan jawabannya adalah: "RSVP itu ya Call Center untuk Reservasi". Dia mungkin merasa benar, karena banyak juga orang yang menganggap RSVP itu adalah untuk melakukan reservasi. Yang khawatirnya nanti RSVP itu oleh orang Indonesia dianggap bener untuk Reservasi.
So? Masih mau ngegunain RSVP untuk Reservasi? :)
hint: "googling aja RSVP"
Senin, Desember 26, 2005
Asal ikut-ikutan, ikut asal-asalan
oleh tintin pada 09:54 5 komentar
Kamis, Desember 22, 2005
Hmmmm...
Kemarin lagi iseng ngeliatin foto-foto My Friends di situs friendster. Banyak temen-temen gw yang udah merit mengganti foto utamanya menjadi foto anaknya, ato foto dia bersama anaknya. Lutuna :)
Kebayang sih, jadi ibu itu suatu anugrah yang terindah. Memang, nggak semua wanita bisa jadi ibu. Banyak faktor yang bisa menghambat usaha itu. Kalo jaman dulu, tiap kali pasangan yang udah nikah, trus gak dikaruniai keturunan lantas yang disalahkan pasti pihak wanita. Tapi, kalo dilihat lebih dalam lagi nggak selalu wanita yang salah. Emangnya laki-laki gak bisa 'salah' apa? Coba lihat, mulai dari faktor pretesticular, testicular, atau posttesticular, jumlah 'pasukan' kurang dari satu juta sel, bahkan azoospremia [referensi dari ayahbunda-online].
Trus apa? Sebelum merit periksa ke dokter trus hasilnya dua-duanya subur, udah ngerasa yakin bisa punya anak? Nggak juga lho... Gw yakin semua itu urusan yang Maha Kuasa, termasuk urusan jodoh, nikah, dan anak. Makanya gak heran, temen-temen gw yang dulunya 'penggila' ketika masih bujang, sekarang jadi rajin beribadah dan lebih taat menjalankan agama. Jangankan anak, lah calon istri/suami aja itu kalo nggak dideketkan oleh yang Maha Kuasa ya kagak bisa kenalan apa lagi bisa diajak merid.
Nah, demikian juga anak. Di dalam Islam, anak adalah amanat dari Allah, SWT untuk para orang tua. Kalau memang belum dapat anugrah seorang anak, percayalah. Itu adalah yang terbaik buat para orang tua. Tidak semua orang tua berhasil menjaga amanat tersebut. Kita lihat di koran-koran, televisi, dan berbagai media lainnya memberitakan anak membunuh orang tuanya sendiri, anak menjadi penjahat.
[let it be an unfinished thought...]
oleh tintin pada 14:15 0 komentar
Selasa, Desember 20, 2005
Kebosanan di sela-sela rutinitas
oleh tintin pada 11:00 1 komentar