Kamis, Mei 18, 2006

yang terbaru belum tentu yang terbaik!

halah, kerjaan gw dua hari ini termasuk yang sia-sia belaka! padahal sudah didukung dengan teknologi yang lumayan kuat dan canggih, serta piranti lunak yang terbaru. kenapa peningkatan keterbaruan perangkat dan piranti lunak belum tentu meningkatkan kinerja sih?

semua itu berawal dari piranti lunak “sang kodok” yang gw gunakan untuk berbicara dengan mesin yang menyimpan kumpulan data-data. sang kodok udah gw gunakan versi yang lumayan terakhir (yah, meski cuma versi trial yang sedikit di “modif” ). bukan apa-apa, versi terakhir yg resmi dimiliki oleh institusi ini sudah lumayan tua. tidak bisa mengakomodasi “bahasa mesin” yang lebih canggih lagi. semua kerjaan sang kodok berjalan dengan baik, hingga aksi terakhir untuk memperbarui data yang membuat gw curiga. kenapa data yang telah ada gak berubah sama sekali, padahal data terbaru sudah sesuai dengan kondisi lapangan. selidik punya selidik, ternyata sang kodok versi yang gw pake tampaknya “berkutu”! sial!

dampaknya? ya terpaksalah gw pelihara lagi versi sang kodok yang lebih tua an lagi... mungkin memang sang kodok yang lebih muda nggak lebih baik dari yang lebih tua kali yak?

nah, kalo sudah demikian emangnya masih butuh perangkat dan piranti yang lebih baru? toh banyak sekarang benda-benda yang lebih baru, malah tidak mendukung kondisi yang lebih tua. pemutar musik terkompresi terbaru memang selalu bermunculan, tapi apa gunanya kalo gak bisa memainkan musik dengan kualitas yang lebih tinggi? masih banyak juga orang-orang setuju bahwa nggak ada yang bisa ngalahin kualitas musik piringan hitam. perekam cakram digital, mampu merekam data,musik,atau video dengan kualitas yang sangat tinggi. tapi kenapa nggak mampu dimainkan di perangkat lama? bukankah akan lebih baik bila “anak muda” mampu mengakomodasi kemampuan “generasi tua”? berarti kalo membeli perangkat generasi yang lebih muda, harus diikuti dengan perangkat-perangkat laen yang saling mendukung perangkat tadi dong?

kalo gitu, malah jangan-jangan membeli perangkat yang lebih baru, harus diikuti dengan membeli OTAK yang baru pula kali ya?... lah, semua orang boleh kan punya smartphone, tapi masa’ iya otak pemakainya kalah smart dengan telepon itu? hape canggih-canggih, tapi kok cuma dipake sms dan nelpon doang..

~justasimplethought~

1 komentar:

yohanes mengatakan...

Coba kalo si kodok muda gak ada kutunnya, pasti jadi ngebajak ya? :p (atau minta pengadaan baru? :p).

Ayo tidak membajak