Rabu, Februari 08, 2006

when you should stop searching for the best?

memang sudah menjadi keinginan hampir semua orang untuk mencari yang terbaik bagi mereka. terbaik dalam segala hal. nggak pernah merasa puas dengan apa yang sekarang sudah dimiliki, atau malah pernah dimiliki. semua orang juga berhak atas penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, begitu kata temen gw. entah itu pekerjaan yang terbaik buat mereka, yang dapat memberikan apa yang mereka inginkan. salary yang tinggi mungkin. fasilitas kesehatan yang terjamin hingga akhir hayat dan beserta anak hingga umur tertentu. fasilitas pinjaman untuk mobil,atau rumah, atau apapun lah itu.

pencarian terbaik untuk pekerjaan juga nggak kalah serunya dengan pencarian terbaik untuk pendamping hidup. tapi bedanya apakah kalo memang sekarang mereka udah memiliki calon atau malah pendamping hidup, apakah mereka bisa dengan seenaknya memilih calon atau pendamping hidup yang lebih baik dari yg sudah dimiliki? apakah yg dipilih sekarang memang yang terbaik? kalo ketahuan nggak lebih baik, apa masih mencari yang lebih baik? atau malah balik dengan kisah lalu?

di dunia ini, selalu ada yang lebih baik. there is no the best of the best. di atas langit masih ada langit. dan menurut gw, terbaik yang menurut gw terbaik adalah

terbaik dalam kurun waktu tertentu hingga dgn kriteria tertentu yg telah terpenuhi, kita memutuskan untuk berhenti mencari yang terbaik

karena nggak mungkin kita mencari sesuatu yg terbaik buat kita tanpa ada batas waktu.

lihat saja pencari kerja, banyak banget keinginannya. mulai dari gaji yang lebih tinggi dari kerjaan sebelumnya sampe berbagai macam tunjangan yang didapat. pindah kantor sana, masuk kantor sini. perjuangan tiada henti. sampe kapan mo jadi bajing luncat?

terbaik adalah membandingkan. nggak bisa kl nggak diliat dan dirasakan. makanya gak heran terus menerus jadi bajing luncat. tapi pernah nggak berpikir kalo pencarian terbaik adalah pencarian yang harusnya menghasilkan keseimbangan antara dua pihak. pencari kerja merasakan bahwa tempatnya bekerja sekarang adalah tempat yg terbaik buat masa depannya, dan perusahaan menilai bahwa pegawai inilah yang terbaik buat masa depan perusahaan. tapi sangat susah kan mencari titik keseimbangan ini?

gw pernah mbaca kisah pendek dalam sebuah buku yg lupa judulnya. kisah tentang seorang pria yg sedang mencari istri terbaik dalam hidupnya. setelah dia mencari-cari, dia menemukan apa yang dia cari.tapi dia disadarkan, bahwa dia bukanlah kriteria suami yang terbaik bagi wanita yg dia temukan.

jadi, kapan kita harus berhenti mencari yang terbaik untuk pendamping hidup?

~a tribute to soul that hasn't stop searching for the best yet~

...i'm not the best at all, it is me, me and my lackness of everything
once nothing, then something, then everything. but why back to nothing?...
when one have stop searching, why other still search for the best?

Tidak ada komentar: